Sering saya mendengar dan membaca cerita mengenai beberapa suku yang mendapat sikap diskriminasi dari suku lain. Beberapa pertanyaan muncul dikepala saya setiap kali saya mendapat informasi baru mengenai sikap rasis dan diskriminasi. Apa wajar mereka diperlakukan seperti itu? Apa pantas mereka mendapat perlakuan seperti itu? Apa yang salah sehingga mereka diperlakukan seperti itu? Tidak satupun pertanyaan saya terjawab dengan jawaban konkret dari pelaku rasisme atau diskriminasi. Pernah saya berfikir mengenai bagaimana perasaan para korban dari tindakan ini. Sesekali saya mencoba melihat semua itu melalui dua sudut pandang yang berlawanan. Tapi tetap saja saya gagal memahami sudut pandang pelaku. Apa yang salah dengan mereka? Hanya mereka sajalah yang tahu.
Satu dua kali saya mendengar seseorang bercerita tentang sikap rasisme dan diskriminasi yang dia dapatkan, saya terkejut. Bagaimana bisa seseorang bersikap sejahat itu? Tapi selang beberapa waktu, keberpihakan saya berubah. Saya berfikir kalau mungkin saja memang ada yang salah dengan dia -si korban. Tapi lama kelamaan, saya merasa tidak wajar dengan tindakan ini. Semula saya hanya mendengar kalau sikap rasis yang mereka terima hanya sekedar perilaku verbal. Tapi lama kelamaan saya mendengar kalau ternyata sikap rasis yang mereka terima bukan hanya sikap verbal, melainkan sikap non-verbal juga.
Bagi saya, tindakan seperti ini sudah jauh dari kata wajar. Sudah sangat keterlaluan jika sampai melakukan tindak kekerasan hanya dengan alasan kalau kita berbeda suku, ras, agama, dll. Memang apa salahnya kalau kita berbeda? Bukannya hal itu justru menjadi penguat bangsa kita? Kenapa harus dijadikan alasan untuk berpecah belah? Kalau memang begitu alasannya, lalu apa makna dari pancasila dan semboyan negara kita dalam kehidupan mereka -pelaku rasis? Apa perlu dipertanyakan kembali arti dari pancasila dan semboyan negara kita? Sudah sangat jelas kalau pendahulu negeri kita ini menjunjung tinggi persatuan untuk mencapai kemerdekaan bangsa. Lalu kenapa sekarang hal itu seakan tidak ada apa apanya. Seperti bajak laut yang menutup mata dari mutiara didepannya.
'Bhineka Tunggal Ika'
'Kemanusiaan yang adil dan beradab'
'Persatuan Indonesia'
'Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia'
Sangat jelas bagi bangsa ini untuk senantiasa menjunjung persatuan, sikap toleransi, dan saling menghargai apapun latar belakangnya. Semua perbedaan berhak dihargai, dan semua yang berbeda wajib saling menghargai.